Kamis, 26 Desember 2013

Ini Hijab (???)



Assalamu'alaikum,

Sebelumnya, aku mohon maaf jika nanti ada pihak yang nggak berkenan dengan sesuatu di postingan ini, entah kata-kata, kalimat, atau cara penyampaianku. Aku berusaha menyampaikan sebaik mungkin dan dengan maksud yang baik juga. Jika ada yang ingin mengkritik, kritik aja. Tapi, kritiklah dengan baik, sopan santun dan beradab :)

Sore ini, aku menemukan sebuah postingan yang menarik di internet. Postingan itu diakui ditulis oleh seseorang yang bukan pemeluk agam Islam, tapi dia memberikan kritikan terhadap Islam dengan baik. Terlepas dari perseteruan antara non-Islam dan Islam yang marak terjadi di dunia maya dengan kasar, keras dan (maaf, menurut aku) tidak beradab kata-katanya, aku menyukai kritikan dari si Fulan ini. 

Postingan Si Mbak Fulan ini mengkritik tentang pemakaian hijab di kalangan muslimah yang sekarang ini mulai menjamur. Sebentar, walaupun postingan itu adalah sebuah kritik, namun kritikan itu kritikan yang membangun. Itulah kenapa aku suka. Dalam postingannya, Mbak Fulan ini mempertanyakan dengan sopan, mengkritik dengan beradab, mencela dengan santun mengenai pemakaian hijab muslimah-muslimah yang ngaku gaul dengan berbagai model hijab.

Beberapa pertanyaan dan pernyataannya tentang "hijab gaul", aku setuju. Beberapa pertanyaan dan pernyataan itu sebenarnya bisa jadi cermin buat kita, muslimah-muslimah, untuk introspeksi diri dan memperbaiki cara berhijab kita, lebih umumnya, memperbaiki cara kita menutup aurat kita. Jadi, jangan jadikan sebagai penyulut emosi kita, apalagi merasa terintimidasi. Ambil positif dan sisi baiknya ya, Sist <3

Aku merangkum beberapa pertanyaan dan pernyataan Mbak Fulan, sesuai yang aku ingat.
Semoga bermanfaat, eh... pasti bermanfaat, tinggal kitanya yang memanfaatkan :D *PD
okay, cekidot, Sistaaa <3

1. Jilbab dengan model rambut digundukin di atas kepala, apa nyaman begitu? Bukannya itu katanya disebut sebagai berjilbab seperti ada punuk untanya?
2. Berhijab banyak model dan gaya, apalagi pernak-pernik aksesoris yang berlebihan, apa nggak ribet? Gaul iya, tapi syar'i nggak? jadi tujuan pake hijab itu ikut-ikutan tren biar dibilang gaul sekalian pamer, apa beneran mau jalanin kewajibab syariat??
3. Berhijab dengan model lilit sana-sini, apalagi make-up yang tebel. kalo dateng waktu sholat, apa nggak ribet? Kan mesti wudhu dulu?
4. Menutup aurat, tapi pake pakaian yang ketat-ketat! Jins skinny, kaus ketat, gamis tipis membentuk badan!! Percuma dong!!
5. Hijab macam-macam model, malah jadi nggak sederhana. Lagipula, kebanyakan gaya malah boros juga kan?
6. Hijab itu untuk kecantikan hati, tapi seringnya malah pada pamer kecantikan fisik dengan macam-macam model dan gaya yang jauh dari syar'i.

Well, ada pendapat Mbak Fulan yang aku nggak setuju. Mbak Fulan berpendapat bahwa sebaiknya berhijab jika memang sudah siap. Siap yang dimaksud Mbak Fulan ini, beliau analogikan dengan kesiapan seorang wanita yang akan menjadi biarawati. Seorang wanita yang akan menjadi biarawati, harus siap dengan semua konsekuensi yang harus dihadapi biarawati, yang berbeda dengan non-biarawati. Misal, kalo mau jadi biarawati, harus siap nggak akan menikah.

Yah, bisa juga sih dianalogikan, saat memutuskan berhijab, kita memang sebaiknya siap untuk berubah. Berubah menjadi pribadi muslimah yang lebih baik! Tapi, bedanya adalah kalo antara biarawati dan bukan biarawati, ada perbedaan. Biarawati harus siap nggak menikah, sedangkan yang bukan biarawati, bisa menikah. Sedangkan kita sebagai muslimah, gak ada beda!! Semua wajib berhijab, SEMUA MUSLIMAH WAJIB MENUTUP AURAT. Mau menikah kek, mau nggak kek... kaya miskin, cantik sangat cantik, dll. Wajib.

Seorang muslimah tidak harus baik sempurna dulu, baru memutuskan untuk berhijab. Ah... kata MEMUTUSKAN, seolah hijab ini TERSERAH kita? mau memutuskan pakek atau nggak, nggak masalah. Bukan, bukan begitu. Kita BUKAN memutuskan mau memakai hijab atau tidak, tapi kita muslimah memang sudah diputuskan untuk memakai hijab. Lagipula, berhijab seharusnya menjadikan pribadi muslimah menjadi lebih baik, dan muslimah sebaiknya paham kalau dia wajib berhijab ^^

Well, kita sebagai muslimah, seharusnya merenungkan hal ini ya ;)

Sabtu, 02 November 2013

Allah ada? buktinya? foto Allah ada? nih!!

Bismillah,

Assalamu'alaikum...

hari ini aku menemukan pertanyaan yang cukup unik.
"apakah Allah benar-benar Sang Pencipta? kalo iya, buktinya apa? emang ada fotonya Allah lagi menciptakan alam semesta?"

hihihihi,
well, yang membuatku merasa geli adalah pertanyaan yang terakhir. foto Allah?? pembuktian Allah itu Sang Pencipta??
hemmmm, mau coba jawab dari mana yah? karena... dari Al Qur'an tentu aja ada ayat-ayat yang menyatakan dengan gamblang bahwa Allah itu menciptakan banyak hal. tapi, sayangnya, tidak semua orang cukup puas dan suka dengan bunyi-bunyian ayat Al Qur'an. biasanya, mereka akan meminta yang realistis, yang logis, yang empiris... mirip dosen yang lagi menyidang mahasiswa saja, minta penurunan rumus empiris dari suatu konklusi. hahahadeeeh... kalau sudah begitu, sebenarnya aku kadang ingin bertanya balik: kamu sendiri meyakini Al Qur'an (baik kebenaran, keaslian dan kesuciannya) gak sih?

okeh, malah jadi ngelantur.

soal bukti keberadaan Allah, banyak yang menjawabnya dengan analogi rasa/perasaan. misalnya, rasa sakit itu ada, tapi kita gak bisa menunjukkan wujud atau bentuknya. tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa rasa sakit itu ada kan? itu berlaku untuk rasa-rasa yang lainnya, seperti bahagia, sedih, dan lain-lain, termasuk cinta (kapan-kapan kita bahas cinta yuk? :D )
aku sendiri setuju dengan analogi itu. tapi selain hanya analogi, soal keyakinan dan kepercayaan akan keberadaan tuhan (Allah), kekuasaanNya, dan semua sifat-sifat yang ada padaNya, itu semua tergantung pada setiap orang. hak masing-masing individu untuk meyakini dan mempercayai atau tidak.

bagi yang mempercayai kebenaran Al Qur'an, tentu tahu ada ayat yang menyatakan bahwa bukti kekuasaan Allah itu ada di alam semesta ini, sekitar kita. dan itu hanya dapat ditemukan, rasakan, alami, nikmati (apapun itu sebutannya) oleh orang-orang yang berakal.
jadi, sekali lagi bagi yang meyakini Al Qur'an, maka mengerti bahwa jika kita orang berakal, bukti-bukti kekuasaan tuhan (Allah) dapat dirasakan, dinikmati, ditemukan.
terus, bagi yang tidak (atau kurang) meyakini Al Qur'an gimana??
apa mereka terus berarti gak berakal??

bukan, bukan begitu, hehehehe :D
kalo gak meyakini Al Qur'an, berarti gak meyakini adanya bukti-bukti kekuasaan Allah yang bisa dialami oleh orang-orang berakal. ya sudah, berarti gugur pula batasan berakal dan tidak berakal. semua sama,
sama-sama berakal (masa' sih gak berakal?)

ya terus hanya karena bunyi Al Qur'an aja terus percaya gitu?? terima mentah-mentah?? main telen aja??
hemmm,, sejujurnya, waktu masih awal belajar juga aku begitu :D
orang tua suruh berdoa sebelum makan, ya berdoa. sebelum tidur berdoa, ya berdoa. lakuin aja (daripada kena omelan, heheheh)
tapi, seiring waktu, manusia berakal (sehat) tentunya belajar atau mungkin tidak sengaja mempelajari sesuatu, atau mungkin juga dari sesuatu terus dapet pelajaran. pelajaran itu bisa dari peristiwa, pengalaman pribadi baik spiritual maupun aktual. nah!! ini dia yang nanti kita sebut sebagai bukti empiris atau realis!
apa? yaa, itu! pengalaman individu setiap orang dalam menemukan hakikat sampai meyakini keberadaan dan kekuasaan tuhan (Allah).
soal pengalaman, pengetahuan, apapun proses yang dilalui atau dijalani seseorang sampai menemukan dan meyakini keberadaan tuhan (Allah), itu gak persis satu sama lain. jadi, suatu pengalaman yang benar-benar dirasakan, dialami dan dijalani seseorang, itu adalah sesuatu yang nyata, empiris dan realistis baginya. hal ini berarti, pengalamn tersebut belum tentu bisa dianggap realistis oleh yang lain. bingung yah?
hehehe, saya juga -eh-
hemmmm, kalo kesusahan, saya berdoa, ikhtiar sambil terus mempelajari keberadaan Allah dari pustaka (misalnya), baca-baca, dengarkan ceramah, lalu menghubungkan apa yang saya pelajari dengan apa yang saya alami, terus saya jadi menemukan "oh, ini semua karena Allah! jadi Allah itu ada," ya itu sah bagi saya, empiris, realistis. saya mengalami, saya melakukan telaah pustaka dan menyimpulkan.
nah, beda lagi kalau saya mendalami ilmu ghaib, sampai misalnya saya bertemu dan menemukan hal-hal ghaib, dari sana saya terus dan terus menelusuri sampai menemukan "oh, Allah itu ada!" itu juga sah buat saya, empiris, nyata, realistis. toh saya mengalami langsung pengalaman ghaib-ghaib itu.
nah, kalau saya baca salah satu ayat Al Qur'an lantas tiba-tiba hatiku langsung tersentuh dan meyakini keberadaan tuhan (Allah), itu juga sah. kan yang tersentuh hatinya itu aku, orang lain mau dibilangin 'hatiku tersentuh bla bla bla,', ya mereka gak mesti ikut terenyuh 'kan??

jadi, menurut saya, pembuktian soal 'meyakini keberadaan Allah' itu banyak, bahkan saking banyaknya jadi relatif. nyata bagi saya, belum tentu bisa diterima oleh orang lain. hal tersebut berlaku juga sebaliknya. terus gimana? yaaa, dari sini, justeru kita mendapatkan satu pelajaran baru! kalau keberadaan dan kekuasaan Allah itu bisa dirasakan dan diyakini dengan berbagai cara, itu berarti semakin kuat pembenaran keberadaannya 'kan??
analogi, saat mengerjakan suatu soal matematika, kalau menggunakan berbeda cara hasilnnya sama, berarti jawaban itu benar 'kan? kalau hasilnya beda-beda... hemmmm.... pasti ada yang salah!!

sampai di sini, insya Allah kita sepakat yah, kalau tuhan (Allah) itu ada?
belum? bukti kurang kuat!! fotonya mana? ada gak??

walaaah, ini cuma tulisan blog kecil-kecilan, gak cukup kalau harus menguraikan bunyi-bunyi ayat Al Qur'an (nanti dikira cuma copast ayat dan artinya, dibilang gak empiris, gak realis, kalo ayat-ayat doang...) mau cerita berbagai temuan dan inovasi yang mendukung 'keberadaan tuhan (Allah)', nah 'kan banyak, cari saja di google, buku-buku... banyak! kalo mau cerita pengalaman sampe meyakini tuhan (Allah), yaaa, luamyan juga... hehehe, bukan, bukan mau bilang bahwa pengalaman saya banyak :D nanti dikira sok udah berpengalaman, dikira pamer.... hehehe :D
jadi, sampai di sini, kita sepakati dulu bahwa pembenaran keberadaan tuhan (Allah) itu relatif setiap orang/individu, okeh??

nah, sekarang mari kita foto -eh- maksudnya ngomongin soal foto Allah :) *akhirnya, setelah muter-muter*
foto itu hasil dari kamera. kamera itu, buatan manusia. manusia itu, ciptaan Allah (kalau percaya dan meyakini yaaa). jadi, kalau diminta foto Allah pas ciptain manusia (misalnya), ya pembuat kameranya aja baru diciptain, atuh kameranya belum ada laaaaa!
kan Allah katanya maha menciptakan, kenapa gak membuat kamera sendiri untuk dokumentasi saat membuat manusia??
hemmmm, salah satu sifat Allah itu 'berbeda dengan ciptaanNya' (sekali lagi, kalau meyakini).
jadi, Allah itu gak narsis seperti manusia... hehehe *ngalawak?!
kalau Allah berkehendak menciptakan kamera, "kun fayakuun" ya ada kamera!
tapi nanti kalau begitu, manusia gak kreatif menemukan kamera! gak berkembang...
mungkin kalau kamera diciptakan bersamaan dengan manusia diciptakan, sekarang para ilmuwan gak usah sekolah tinggi-tinggi, gak usah repot-repot meneliti, sibuk sana-sini... toh foto dinosaurus macem apa pastinya juga ada, foto manusia purba berarti ada... kalau kamera ada sejak dahulu kala, mungkin sekarang kita udah kehabisan gaya narsis!! karena selama abad-abad kamera ada ini kalau dibawa ke abad-abad purba (kalau ada kamera, ngapain disebut purba???), terus kita kalau mau narsis bergaya apa dong? mungkin gaya-gaya kita sekarang itu ya gaya yang udah dipake nenek moyang!! basi deh -_-

selain itu, kalau toh kamera ada, terus Allah berfoto ria, haqul yaqin semua orang percaya keberadaan dan kekuasaanNya. terus, ujian buat kita apa?? nanti jangan-jangan kalau foto Allah itu ada di mana-mana, lama-lama menjadi sesuatu yang biasa, gak spesial, atau jangan-jangan malah bosan dan kita mencari tuhan yang baru??? nah!! justeru, dengan Allah gak ada fotonya, kita jadi mencari, berusaha meyakini dengan lebih pasti. tapi, itu tergantung kemauan tiap individu juga sih :D
menurut aku, saat kita meyakini Allah tanpa melihat nyata, di situ pula harga tinggi keyakinan kita! di sana lah letak hakikat kata "mempercayai" dan "meyakini" itu sendiri. semakin besar keyakinan kita, atau usaha kita untuk meyakini, makin meyakini, ya semakin tinggi level 'yakin' kita.
hebat bukan, mempercayai sesuatu dengan melihat/mengalami/merasakan tanda keberadaannya tanpa melihat langsung sesuatu itu???
mungkin dari segi inilah tuhan (Allah) ingin melihat dan menilai tingkat keyakinan dan kepercayaan kita padaNya.

okeh, sekiranya cukup dulu cuap-cuap kali ini, semoga bermanfaat :)
insya Allah, lain waktu aku lanjut cuap-cuap lagi dan semoga lebih asyik topiknya dan lebih asyik dibacanya ;)

wassalamu'alaikum :D

Jumat, 24 Mei 2013

Konvoi Kelulusan?? Kenapa Gak??!!!


Bismillah...

Selamat untuk para siswa Sekolah Menengah Atas yang telah berhasil melalui Ujian Akhir Nasional dengan baik dan LULUS !!!
SELAMAT!
Satu ujian hidup baru saja kalian lewati :D pasti bahagia dan bangga banget, iya lah, aku juga pernah ngerasain hal yang sam kaleeee :D
Well, itu hasil jerih payah dan perjuangan kita selama ini, jadi pantaslah kita super seneng, sampe ingin merayakannya kan?
Sip!
Terus, bentuk perayaaan yang gimana sih yang gaul, keren, rame, oke dan asik? secara, kita kan anak-anak muda gitu kan yah??
Yap!
Konvoi!
Malah, udah kita siapin nih, mulai dari motornya, siapa mbonceng siapa (kesempatan para jomblowan menawarkan tumpangan buat para jomblowati, *eeeaaa* tapi, harus ada motor lho ya, kalo gak, ya pinjem lah, punya pakde atau om nya, hehehe, niat!! ), start dan finish di mana, sampe uborampe pilox warna warni juga gak bakal lupa dibawa dari pagi!
So, Guys, semua persiapan sudah dipersiapkan mateng-mateng! Tinggal terima amplop keberhasilan, buka, berlonjak bahagia, terus langsung rapatkan barisan dan berangkat deh! Konvoi Lulusan!!! *asik asiiiiik
Acara konvoi lulusan udah kaya pesta rakyat memang, nempatin urutan ke sekian setelah PEMILU, LEBARAN, PIALA DUNIA, dan bla bla bla. Jadi, rasanya ada yang kurang lah kalo ritual semacam itu gak dilestarikan! (Really??)
So, ini nih, beberapa alesan yang mendukung pelestarian acara konvoi lulusan!
Cekidot, Guys!!

·         Yeah! Pasti keren dan bangga banget kan : "Coy, lu liat neh, baju gue warna-warni, gue naek motor keliling kota, gue boncengan sama pacar gue yang cakep abis dan warna-warni juga (warna-warninya couple pula, eaaaaaa~~), terus kita motoran rame-rame sama temen-temen yang gaul abis, sambil treak2 GUE LULUS!!! GUE LULUS!!! kurang oke apa coba??!!"
Jiah! hahahahaha :D
"Iye, Coy! Oke banget loooh!" *ngacungin empat jempol sekaligus!
Saat itu, kita bakal jadi orang paling keren yang dengan bangga dan membanggakan telah LULUS dan berhasil melalui Ujian Akhir Nasional! Yeyeye lalalala~~~~

·         Ya iyalah! Lu kapan lagi bisa motoran rame-rame dan warna-warni begitu?! Kan nanti di hari tua bisa buat cerita ke cucu-cucu plus tunjukkin fotonya pas boncengan sama si nenek muda.... eeaaaaaa!!!
“Ini hlo, Cu, kakek jaman muda, konvoi lulusan, rambut sama baju dipilox warna-warni,”
Cucu-cucu yang masih bau kencur : *muka pengen plus mata berbinar-binar @_@
Abis itu, si cucu bakal tepuk tangan dan treak-treak...
“GILEEE, kakek kite jaman mude keren abiiiiis!” terus lari-lari ke tetangga, terus ada truk lewat, terus ketabrak! Mati.....
Eh, gak deeeng, bukan! Hahahahaha! Takut amat cucunya ketabrak truk?! Kakeknya aja yang jaman muda gak takut ketabrak truk sambil konvoi! *iya,,, konvoinya pake truk juga soalnya! Hahaha, apa sih??? Kok jadi jayus gini.... -_-
Oke... jadi maksudnya, ntar si cucu ke rumah tetangga, pamer juga ke cucu tetangga, “Lu tau nggak, kakek gue doooong,,, bla bla bla!”
Padahal cucu tetangga juga kakeknya temen sekolah si kakek!! Yeeeeeee :p
“Kerenan juga kakek gue!”
“Kakek gue!”
“Gue!” *cakar-cakaran, nangis semua! Emaknya yang rempong....
·         Asik aja sih, kita punya motor sendiri (yang bukan punya bokap sama pinjem punya om pakdhe), masa’ iya gak dipake?? Yang gak punya aja rela pinjem-pinjem!
Ya udah, daripada punya motor tapi begitu lulusan terus cuma dipake pulang, mubazir dong yaaa??? Kenapa???!! Gak punya duit buat beli bensin! Ngirit?! Payah! Padahal mah kapan lagi coba??!!
“So, ayo deh, capcuss kita konvoi, Choy!!”
·         Ini saatnya tunjukkin sama doi kalo sebagai cowok, ga boleh takut panas! Gak boleh takut sama polisi lalu lintas, apalagi yang tidur. Eh. Pokoknya tunjukkin, betapa machonya si cowok! Dan, buat yang cewek, juga ga boleh kalah buat tunjukkin betapa gaul dan beraninya kita buat ikut acara konvoi begituan!
Secara, hari gini kalo cewek gak gaul dan gak berani tampil oke, apa kata calon mertua???? Nah loh!
·         Hellow!! Kita nih anak muda yah, jadi wajar lah, kalo kita ekspresiin diri kita kayak gituh! Namanya juga lagi seneng! Kita bukan lagi bocah SMA yang mesti taat dan patuh sama aturan sekolah dan larangan guru! Jaman udah maju, kebebasan itu milik kaula muda juga kan?! Bebas berekspresi, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan dan sebagainya, dilindungi oleh negara dan diatur dengan undang-undang! Hahahahasyyyyeeeeekkk!!! Orang-orang harus ngertiin gejolak para pemuda dong.
·         Mikir aja sih, kalo temen2 gue pada konvoi terus gue gak ikut, apa kata gebetan??!! Toh kalau pun gak ada gebetan juga, lumayan laaah, ikut rame-rame. Asik juga kan jadi pusat perhatian orang-orang sepanjang jalan?? Terus abis itu pulangnya dianterin deh! *gue gak punya motor! Jadi ikut mbonceng aja sama temen gue yang jomblo, tapi gak homo! Hahahahahah :DD

Dan masih banyak lagi alasan-alasan untuk melestarikan budaya dan pesta konvoi tentunya, yang sampe-sampe gak bisa dilukiskan dengan kata-kata :D
Nanti, mungkin peserta dan pelaku konvoi itu akan ngerti banyak hal. Jadi, biarkan aja mereka bersenang-senang sejenak sekarang J mereka belum tau,
·         Satu dua orang... atau mungkin lebih, mengumpati mereka karena menggeber motor keterlaluan keras. Mereka gak tahu, karena pas umpatan itu terlontar, mereka udah berlalu... ngegassss!!!
Ibu-ibu yang lagi ngelonin bayinya buat tidur siang, jadi kebangun gara klakson konvoi yang ramenya ngalaihim! Bapak-bapak yang sakit gigi jadi makin cenat-cenut kepalanya. Mbak-mbak dan mas-mas yang udah lagi nunggu angkot panas-panas dan macet pula, plus-plus berisik sama geberan motor-motor yang lewat! Belum lagi treakan-treakannya, yel-yelnya... semuanya!
“Hah?? Ngomong apa?? Gak denger! Udah lewat!”
·         Satu dua orang, atau mungkin lebih, risih melihat penampilan mereka yang carut-marut. Warna-warni itu indah, tapi itu berlaku hanya untuk pelangi! Bukan anak SMA dengan seragam putih abu-abu terus dipilox dari ujung rambut sampe sepatu-sepatu. Tenang, orang-prang itu mungkin gak akan mengumpat, cuma geleng-geleng aja kok :D
“ckckckckckkk.... generasi muda yah?”
Yeah???!!!!
·         Jutaan orang tiap hari butuh berbarel-barel bahan bakar. Ada kalanya mesti ngantre kalo BBM lagi langka. Di sini, dengan modal uang yang walaupun tabungan sendiri ataupun dari orang tua, anak-anak baru lulus SMA itu beli bensin berliter-liter untuk keliling kota! Gak ke toko beli apa-apa suruhan bokapnya, gak ke pasar beli titipan emaknya, gak juga ke dokter buat periksa kejiwaannya. Eh! Hehehe, yaaah, jatohnya mubazir gak siiih??? Tapi... mereka kan baru tau senengnya lulus, belum tau susahnya cari uang buat beli bensin, mungkin. Atau belum pernah antre BBM berjam-jam kayak di daerah terpencil...
·         Kalo mau liat forum-forum lingkungan satu atau dua kali aja, orang-orang yang peduli lingkungan bahkan nangis batin melihat perkembangan global warming! Negara semaju Jepang aja menerapkan pemakaian sepeda. Emang, asap motor mereka gak akan berpengaruh banyak sama kenaikan suhu dunia... tapi... pasti ada dampaknya! Pasti ada... Orang-orang yang dilalui, pasti asmanya kambuh karena asap yang berlebihan dari motor-motor konvoi itu! Kalo gak punya asma, mungkin jadi sesak napas! Terus batuk-batuk, terus berdarah-darah, terus pingsan, terus panggil ambulance, terus ambulannya kena macet!
“Kenapa??”
“Ada konvoi! Rame, macet....”
Mati..... *lebay!
·         Mungkin ada orang yang ngeliat mereka, jadi inget peristiwa menyakitkan jaman muda dulu... boncengan sama pacar tercinta... konvoi rame-rame, terus sadar-sadar udah di rumah sakit... kakinya sebelah diamputasi... sedihnya lagi, si pacar tewas tergilas truk! Ooooooohhhhhh L
·         Mungkin ada jamaah yang lagi pada sholat Jumat, terganngu sama suara motor, klaksonnya, treakan-treakannya... ini Hari Jumat, lo lulus, terus konvoi siang-siang! Panas-panas begini!! Kenapa gak sholat jumat jamaah aja, sujud syukur bareng-bareng, nyewa GBK?? *Eh
·         Mungkin mereka gak tau, tantangan hidup di depan itu makin besar...
·         Mungkin ada orang-orang yang kecewa sama konvoi... lu lulus dengan nilai setinggi Monas, segede Ka’bah sekalipun, kalau lu konvoi gak jelas, pakek cat-cat rambut gitu, apa sih arti nilai kamu kalo gak kamu tunjukkin dengan perilaku yang lebih andhap asor? Lebih rendah hati, tidak sombong, rajin menabung, uang bensinnya jadi buat ditabung aja... kan oke??!!
·         Mungkin di luar sana, masih banyak orang-orang yang kekurangan baju. Terlampau miskin, kena bencana, kebakaran, bla bla bla... kalo lu punya baju putih dan celana abu-abu, mereka mau terima kali! Kalo lu gak tau di mana mereka, yah baju lu bisa dikasih ke sodara yang mungkin perlu! Lumayan, kena nggo repek ngalas! (buat ke hutan cari kayu bakar.) apa nggo cempal biyunge neng pedangan (buat lap di dapur ibuk.) atau buat keset di depan kamar. Atau kasihin ke penjahit atau perajin kain perca! Atau apa kek, ide kreatif kan gak mesti corat-coret pake pilox toh???!!
·         Kalo mau bikin kenangan LULUS, sok aja itu surat keterangan LULUS nya dilaminating, terus dipajang di ruang tamu! Atau di pager keliling rumah! Atau kamu foto terus jadiin foto profil di facebook! Kan oke, tuh... semua orang tauk! :D

Masih banyak yang perlu diungkap...
Tapi, dari berbagai alasan pro dan kontra konvoi lulusan pakek motor, mau tiap tahun diingetin, mau pakek polisi biar aman dan gak ricuh, tetep aja... kita lagi-lagi sebaiknya hitung dulu, gedean manfaat atau akibatnya??? Nanti, ada saatnya anak-anak SMA yang baru lulus itu mengerti kok :)
Buat yang lulus, sekali lagi SELAMAT!!! Kalo konvoi, itu biasa laaaah, kan anak muda! Kalo gak konvoi, itu luar biasa!!! :D
Kalian anak muda, tapi bener2 generasi muda penerus bangsa. Yang andhap asor, tawadhu, gak pamer, gak sombong dan rajin menabung ;)

SEMANGAT !!!
SELAMAT !!!
Konvoi kelulusan?? Kenapa Gak??!!
Karena.... monggo, baca lagi deh kenapa "GAK!!!"
So, take your choice, Guys!!

For our better generation!! ^o^9





Dongeng Hamparan Pasir dan Riak Ombak

Kau datang saat tepian laut mengering
Bergulung, terguling didorong angin
Dari tengah samudera entah di mana
Dari dalam lautan entah berapa
                                Gelombangmu adalah kekuatan pasti
                                Bahwa dengan segala yang kau miliki,
                                Kecepatan, kekuatan, keyakinan...
                                Kau ‘kan capai titik tujuan perjalananmu
                                Hamparan pasir putih menghadap laut
                                Tempat hati diam terpaut
Dan sampai!
Kau beriak, ceria!
Membuncah, memecah, menyegarkan...
Dan pasir putih tak lagi kekeringan,
Terbawa alunan pelukanmu,
Merendam, menyejukkan...
Damai...
                                Lalu kau harus surut
                                Menjerit dalam kalut
                                Lalu pasir berlari terhanyut
                                Ingin kau bawa ikut,
Bersama ke palung laut...
Tapi kau harus pergi, kau harus kembali
Sendiri...  Dan pasir harus tinggal di sini...
                                Kemudian ombak berlarian,
                                Datang pergi silih berganti...
                                Tapi pasir putih tahu,
                                Ombak mana yang telah menyentuh hatinya
                                Dengan sayang
                                Bukan sekedar datang, lalu menghilang...
Kemudian ombak berkejaran,
Pasang dan surut bergiliran...
Tapi pasir putih tahu,
Ombak mana yang telah membelai batinnya
Dengan cinta
Bukan sekedar tiba, lalu berkelana...
                                Dan pasir putih tahu
                                Setiap ombak yang datang tak akan sama...
                                Dan pasir putih ingat
                                Ombaknya yang membuncah, memecah, menyegarkan...
Ombak yang tulus,
yang harus pergi mematuhi arus...
Sekali lagi...
Pasir putih tahu, pasir putih ingat
Saat ombaknya terdiam, perih...
Tertarik perintah arus...
Tak ingin pergi, tapi harus...
                                Tapi pasir putih dan ombak menerima...
Bahwa hamparan putih dan riak gelombangnya
                                Adalah tempat dan cara...
                                Saat mereka bertemu dan berpisah
                                Atas kehendak PenciptaNya...
Pasir dan ombak sangat tahu...
Mereka selalu ingat....
Dan mereka menerima...

*puisi hasil curhatan :)




Tepian Samudera Hati
Dramaga, 20 Mei 2013
14.51
Buat ombakku, di tengah samudera entah di mana
Di dalam lautan entah berapa....

Kamis, 23 Mei 2013


Sakura Musim Hati (Akankah Kau Datang?)



Sakura Musim Hati (Akankah Kau Datang?)

Bila sang mentari                                                                              Hujan merebak di sudut mendung
Menyapa bumi pagi                                                                        Salju membeku di inti awan
Tak mengering samudera                                                             Angin terlelap dalam badai terbungkam
Tak terbakar belantara                                                                  waktu terdiam...
                                                Putaran bumi sejenak berhenti
                                                Musim tertegun sunyi
                                                Daun tak berguguran
                                                Pucuk sakura terlena dekapan
Aku manatap musim                                                                      Tapi saat mentari menyapa bumi
Saat mentari menyapa bumi                                                       Sinar senyummu terpancar
Harusnya cuaca tetap terjadi                                                      Menyambar hati
Sesuai kehendak Illahi                                                                   mewarna sakura bersemi......
                                                Saat itu, musim bersatu di atas bumi hatiku
                                                Sejenak, waktu membeku, musim berhenti terpaku
                                                Tahukah?
                                                Saat semua terhenti, ada satu sakura bersemi
                                                Mekar seiring angin nurani....
Lalu musim kembali berlari,                                                         Saat sakura hati  bermekaran,
Hingga nanti hari-hari berganti                                                   Saat musim menari berputaran,
Berputar waktu, bergilir melagu                                                                Saat cuaca kembali pada titah Tuhan...
Akankah kau datang memetik sakura itu?
Akankah kau datang?
Akankah?



Kota Musim Air, 27 Maret 2013
 (Saat mentari menyapa bumi : 07.55, RKU 01.01)